PROFESI DOKTER HEWAN


PROFESI DOKTER HEWAN

RATMAWATI MALAKA
(Guru Besar Fakultas Peternakan UNHAS)
Agustus 2011

 
Untuk ke sekian kalinya Unhas kembali membuka program studi baru.  Kali ini program studi kedokteran hewan mulai dibuka dan melakukan seleksi penerimaan mahasiswa baru pada bulan September yang lalu dan mulai awal Oktober ini perkuliahan telah dimulai.  Program Studi ini merupakan cikal bakal Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) yang baru mencapai tujuh Fakultas di Seluruh Indonesia setelah FKH IPB, Universitas Gajah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Syahkuala, Universitas Udayana, Univesitas Brawijaya.  Untuk masyarakat Indonesia pada umumnya, khususnya masyarakat Makassar tak banyak yang tahu apa itu kedokteran hewan dan apa bedanya dengan Fakultas Peternakan.  Hal ini pula yang menyebabkan bila ada kejadian wabah penyakit, maka pemegang kebijakanpun menjadi bingung siapa yang harus diberikan wewenang untuk terlibat didalamnya.  Masyarakatpun menjadi tak mengerti bahwa lulusan kedokteran hewan adalah bergelar dokter sama halnya dengan kedokteran manusia.  Yang membedakan antara dokter hewan dan dokter manusia  adalah hanya obyeknya yang berbeda, yang satu adalah hewan dan satunya adalah manusia yang sama-sama makhluk ciptaan Allah yang bernyawa dan bergerak, disamping adanya tanaman yang tidak bergerak.  Kedua jenis mahluk ini berbeda hanya dari akalnya, tetapi sama-sama mahluk yang memerlukan perhatian yang serius karena sama-sama saling mendukung dalam rantai kehidupan.  Meskipun kelihatannya penciptaan jenis hewan oleh Allah SWT demi kepentingan manusia (hewan produksi, hewan kesayangan, hewan pekerja, hewan satwa, hewan laboratorium/hewan coba), tetapi keberadaan hewan dimuka bumi ini dapat merupakan inspirasi bagi manusia bahwa betapa Allah Maha Besar, tak ada mahluk di dunia ini yang dapat berdiri sendiri tanpa keberadaan mahluk lainnya.
Tuhan kami yang telah memberikan segalanya kepada mahluk ciptaan-Nya, dan memberinya petunjuk” (QS Thaha : 50);Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allahlah yang memberikan rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (QS Huud:6); “Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada bulu yang menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan (QS An-Nahl: 5).

Perbedaan Fungsi Veteriner (dokter hewan) dan Fungsi Peternakan

            Sesungguhnya mahluk ciptaan Allah akan sangat harmonis jika saling mendukung satu sama lainnya, berusaha untuk tidak saling bersilangan kepentingan demi keberlangsungan hidup yang damai dan sejahtera.  Memang tak bisa dipungkiri ketika muncul pertanyaan dari berbagai pihak.  Program Studi Kedokteran Hewan berada di Fakultas apa? Kenapa tidak berada di Fakultas Peternakan ? Kenapa berada di Fakultas Kedokteran ? Pertanyaan ini sering sekali penulis dapatkan ketika seseorang mendapatkan informasi yang cuma sepotong.  Penulispun sering kewalahan menjawabnya, karena butuh penjelasan yang cukup panjang.  Ketika penulis mencoba menjawab kalau Kedokteran hewan nantinya bergelar dokter hewan, maka akan muncul pertanyaan lanjutan yang tentu saja harus mengeluarkan tenaga ektra untuk menjawabnya supaya lebih mudah dipahami oleh orang lain. 
            Tentu saja profesi dokter hewan tak akan pernah lepas dari keberadaan peternakan, karena obyek mereka sama, tetapi barangkali yang yang perlu dipahami adalah mengenai fungsi mereka yang berbeda.  Seorang dokter hewan akan bisa sukses dengan keberadaan sarjana peternakan, dan dunia peternakan dan hewan akan sukses kalau mereka bisa rukun dan damai melakukan fungsi masing-masing.
            Fungsi yang merupakan ciri khas dari fungsi veteriner adalah (1) fungsi security yaitu jaminan perlindungan dan kesejahteraan hewan, (2) fungsi safety yaitu fungsi jaminan keamanan bagi manusia dari bahan asal hewan atau penularan penyakit dari hewan ke manusia, (3) fungsi layanan medik veteriner yaitu menjaga kesehatan hewan untuk kepentingan manusia, kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan.  Oleh sebab itu maka fungsi dokter hewan mencakup dua aspek yaitu (1) kesehatan hewan, dan (2) kesehatan masyarakat veteriner.  Disamping itu ilmu reproduksi ternak yang sebenarnya mencakup dua hal.  Apabila berkaitan dengan kesehatan medik reproduksi dalam hal penanganan penyakit-penyakit reproduksi maka menjadi fungsi veteriner, dan bila berkaitan masalah teknologi reproduksi untuk peningkatan kualitas bibit ternak dapat menjadi fungsi ilmu-ilmu peternakan.
Pendekatan yang merupakan komponen dari fungsi peternakan adalah aspek produksi, nutrisi dan ekonomi peternakan.  Oleh sebab itu maka fungsi peternakan meliputi (1) perolehan bibit ternak yang unggul dari aspek genetik dan pelestarian plasma nutfah, (2) peningkatan produksi dan produktifitas ternak, (3) ketersediaan lahan sebagai basis ekologi pendukung pakan dan lingkungan, (4) peningkatan pendapatan peternak melalui sistem peternakan untuk kesejahteraan peternak, (5) teknologi dan pengetahuan ilmiah sebagai alat dalam mencapai tujuan baik pra maupun pasca panen ternak.
Dari kedua pendekatan fungsi diatas maka kerjasama antara keduanya sangat memegang peranan penting terutama untuk hewan produksi yaitu untuk mencapai tujuan yaitu kecukupan pangan asal hewan yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal), sementara ada fungsi veteriner yang tidak disentuh oleh peternakan terutama untuk kesehatan hewan-hewan liar dan kesehatan hewan aquatik.  Hal yang mendasar yang membedakan antara kedua fungsi ini adalah bahwa peternakan adalah menangani masalah produksi, nutrisi dan ekonomi ternak dalam artian ternak adalah hewan yang sudah didomestikasi, sementara fungsi veteriner atau profesi dokter hewan adalah menangani masalah kesehatan hewan pada umumnya mulai dari hewan yang paling kecil sampai hewan yang paling besar baik yang sudah didomestikasi maupun yang belum didomestikasi.  Sementara teknologi pascapanen ternak dapat dipandang dari dua sudut dapat menjadi bagian dari fungsi peternakan dan fungsi veteriner karena berhubungan dengan kesehatan masyarakat veteriner.

Profesi Dokter Hewan
Profesi Veteriner atau Profesi dokter hewan sebenarnya merupakan profesi yang sudah sangat tua di dunia yang muncul sebagai pengembangan dari Profesi Kedokteran di zaman Yunani Kuno pada  460-367 Sebelum Masehi(SM) oleh Bapak Kedokteran dunia yaitu Hippocrates.  Hal ini tak bisa dipungkiri bahwa metode kedokteran dan dasar-dasar filosofi kedokteran yang dikembangkan oleh Hippokrates sangat dipahami dan dihayati oleh seorang ilmuwan bernama Aristoteles (lahir 384 SM) yang menerapkannya pada penanganan penyakit-penyakit hewan.  Sumpah Hippocrates menjadi inti dari sumpah-sumpah Kedokteran dan Tenaga Medis yang dikenal dengan “primum non nocere ”atau “ di atas segalanya,jangan merusak” (above all ,do no harm).  Sumpah Hippokrates selanjutnya merupakan pedoman dalam nilai-nilai dan norma-norma perilaku para dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang melakukan layanan kesehatan pada manusia dan hewan.
Pada masyarakat Indonesia sering sekali sulit membedakan antara istilah profesi dengan istilah pekerjaan. Ketika proses wawancara saat seleksi penerimaan calon mahasiswa baru Program Studi Kedokteran Hewan Unhas melalui jalur JNS (baca jalur non subsidi) baru-baru ini, menunjukkan bahwa sesungguhnya masih banyak calon mahasiswa yang belum bisa membedakan antara profesi dan pekerjaan (accupation). Profesi yang dibahas adalah yang berasal dari kata “profesio” berarti “pengakuan” yaitu pengakuan sebagai berkeahlian khusus.  Oleh sebab itu maka syarat profesi adalah (1) disumpah (untuk berkata dan berbuat benar sesuai keahliannya), (2) berkode Etik (ada nilai baik-buruk yang disepakati dalam profesi), (3) berizin praktek (berlisensi) untuk mempertanggungjawabkan kompetensinya dalam melayani masyarakat. 
Seorang dokter hewan dengan obyek yang ditangani adalah hewan sesungguhnya sama dengan penanganan medik yang dilakukan oleh dokter (baca dokter manusia) yaitu melakukan langkah-langkah medik yaitu langkah-langkah upaya kesehatan dengan ilmu kedokteran yang terdiri atas promotif (meningkatkan kesehatan), preventif (mencegah  penyakit), kuratif  (melakukan penyembuhan) dan rehabilitatif (melakukan pemulihan kesehatan).
Sering juga orang bertanya kenapa lambang kedokteran adalah ular yang melilit pada sebatang kayu atau pohon.  Apa beda antara lambang kedokteran hewan dengan kedokteran manusia.  Sesungguhnya keduanya sama tetapi untuk membedakan antara kedua kedokteran ini adalah pada kedokteran hewan diberi tambahan huruf V yang menunjukkan veteriner.  Mengapa lambang ular ?  Simbol ular adalah simbol dari Aesculapius seorang bangsa Yunani yang berkemampuan menyembuhkan penyakit manusia dan hewan, yaitu murid dari Chiron yang digambarkan sebagai manusia berkuda (baca bahasa latin centaur).  Simbol dari Aesculapius ini adalah ular (latin baca as) dan melingkar (klepios) di batang pohon dimana ular tidak beracun ini merupakan lambang sakral cara penyembuhan zaman kuno.
Mengetahui semua perbedaan dan persamaan yang ditetapkan, maka tentunya tak ada lagi yang mesti dipertanyakan.  Kita adalah mahluk ciptaan Allah SWT yang mestinya bisa hidup dengan harmonis, yang saling mendukung dan kerjasama yang baik sehingga bisa tercipta kehidupan yang indah.    Semua memahami fungsi masing-masing, hanya ada satu tujuan yaitu ”mencari Ridho Allah”. ”Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya Kami menghalau awan yang mengandung air ke bumi yang tandus, lalu kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanam-tanaman yang daripadanya (dapat) makan binatang-binatang ternak mereka dan mereka sendiri.  Maka apakah mereka tidak memperhatikan?” (QS As-Sajadah :27)








           


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 comments:

ok said...

kakak aku mau nanya, apakah prospek dokter hewan di indonesia di masa sekarang dan kedepannya terjamin ?

Post a Comment